Sunday, February 26, 2012

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan



Sariawan Neng...! Kata-kata itu sering kita dengar pada aneka iklan suplemen obat panas yang berseliweran di televisi. Sariawan, gangguan penyakit pada rongga mulut, ini kadang ditanggapi sepele oleh penderitanya. Entah dengan didiamkan saja dengan harapan penyakitnya hilang sendiri atau dengan banyak mengkonsumsi sambal yang diyakini bisa mengobati sariawan. Meski penyakit ini sering terjadi di masyarakat, ternyata tak banyak yang tahu apa penyebab terjadinya sariawan.
Seperti dikemukakan Dr. drg. Harmas Yazid Yusuf, SpBM dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, sariawan merupakan bahasa awam untuk berbagai macam lesi/benjolan yang timbul di rongga mulut. Biasanya jenis sariawan yang sering timbul sehari-hari pada rongga mulut disebut Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR).
Gejalanya berupa rasa sakit atau rasa terbakar satu sampai dua hari yang kemudian bisa timbul luka (ulser) di rongga mulut. Rasa sakit dan rasa panas pada sariawan ini membuat kita susah makan dan minum. Sehingga kadang pasien dengan SAR datang ke dokter gigi dalam keadaan lemas.
"Ini sering menyerang siapa saja. Tidak mengenal umur maupun jenis kelamin. Biasanya daerah yang paling sering timbul SAR ini adalah di mukosa pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah serta di langit-langit," kata drg. Harmas dalam percakapan dengan wartawan disela-sela Kongres Nasional IX Persatuan Ahli Bedah Mulut Indonesia yang diselenggarakan di Bandung, belum lama ini.
Ditanyakan faktor penyebab utama terjadi sariawan, drg. Harmas mengatakan, sampai saat ini belum diketahui penyebab utama sariawan. Namun para ahli menduga banyak hal yang menjadi penyebab timbulnya sariawan ini, antara lain, defisiensi (kekurangan) vitamin B12 dan zat besi. Selain juga kemungkinan terkena infeksi virus dan bakteri sebagai pencetus timbulnya sariawan ini. "Ada pula yang mengatakan bahwa sariawan merupakan reaksi imunologik abnormal pada rongga mulut," ujarnya.
Banyak pendapat menyatakan munculnya sariawan karena kurangnya vitamin C. Namun tidak sepenuhnya pendapat tersebut benar. Bukan berarti Anda kekurangan vitamin C bila terkena sariawan. Ada faktor penyebab lain yang lebih berperan yakni stress.
"Nah yang cukup sering terjadi pada kita, terutama warga kota yang sibuk adalah mengalami stress. Banyak penelitian menunjukkan faktor psikologis yang disebabkan oleh stress merupakan faktor terbesar terjadi sariawan," ujarnya.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari timbulnya sariawan adalah dengan menjaga kebersihan rongga mulut serta mengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutama yang mengandung vitamin B12 dan zat besi. Selain jangan lupa untuk menghindari stress. Namun bila ternyata sariawan selalu hilang timbul, Anda dapat mencoba dengan kumur-kumur air garam hangat dan pergi ke dokter gigi untuk meminta obat yang tepat untuk sariawannya.

Kanker Rongga Mulut
Kendati sariawan kelihatannya sepele, drg. Harmas meminta perhatian penderitanya bila sariawan yang dideritanya itu berkepanjangan. Karena hal itu bisa menjadi gejala awal terkena kanker rongga mulut. Begitu pula dengan gangguan pada mulut lainnya, seperti infeksi gigi yang menyebabkan gigi goyang. Jika penyebab gigi goyang itu adalah kanker rongga mulut, pencabutan gigi bisa jadi petaka karena mempermudah penyebaran kanker ke organ vital lainnya.
Drg. Harmas menyebut, kanker rongga mulut memiliki gejala yakni, sariawan berkepanjangan selama lebih dari dua minggu, serta kelenjar getah bening di leher terasa sakit dan sedikit bengkak. "Selain juga adanya benjolan-benjolan yang cukup besar di wilayah rongga mulut," kata drg. Harmas kepada wartawan disela-sela.
Harmas menjelaskan, kanker rongga mulut tergolong berbahaya dan sulit disembuhkan karena kebanyakan kasusnya baru terdeteksi dalam keadaan lanjut. Untuk itu, ia menganjurkan dokter gigi mewaspadai gejala awal kanker rongga mulut berupa sariawan yang berkepanjangan serta infeksi gigi.
Kanker rongga mulut adalah kanker di rongga mulut dan faring. Faring adalah saluran yang terletak antara rongga hidung serta rongga mulut dan kerongkongan, termasuk kanker bibir, lidah, kelenjar liur, gusi, dasar mulut, dan bagian lain mukosa bukal.
Jika ditemukan dalam stadium lanjut, kanker rongga mulut biasanya tidak dapat diangkat lagi karena sudah menyebar jauh. Penyebaran mencakup kepala, kelenjar getah bening di leher, paru-paru, hingga lever.

Vitamin C
Satu hal yang perlu perhatikan dalah bagaimana bersikap bijaksana saat mengkonsumsi vitamin C. Karena mengkonsumsi vitamin C dengan dosis terlalu besar bisa mengganggu penyerapan dan penggunaan vitamin B-12 oleh tubuh. Ia juga menurunkan kerja obat tertentu, dan bisa menyebabkan batu ginjal serta diare.
Konsumsi vitamin C yang tinggi dalam jangka pendek juga bisa menjadikan kita malah seperti kekurangan vitamin C. Ibu hamil yang mengkonsumsi 400 miligram vitamin C per hari sepanjang kehamilan, akan melahirkan bayi yang sariawan. Jumlah vitamin C dalam darah juga akan lebih rendah dari normal jika orang yang membiasakan diri makan vitamin C secara wajar.
Vitamin C tak dapat disimpan dalam tubuh. Sehingga memang perlu dikonsumsi setiap hari. Tapi akibat kesadaran tinggi akan perlunya vitamin C, banyak orang di sekitar kita menyantapnya berlebihan.
Bersikap bijak terhadap vitamin C, sama halnya dengan mengakrabinya secara apa adanya. Karena asupan ini sangat penting bagi tubuh. Terutama bagi mereka yang sering mengalami sariawan, scurvy, bengkak gusi atau luka rongga mulut yang jika diamati benar, bukan penyakit sepele. Bisa menyebabkan kekakuan pada sendi tulang, perdarahan di bawah kulit dan jaringan dalam, penyembuhan luka yang lambat, sampai anemia. Padahal sariawan bisa terjadi pada semua golongan usia, bahkan pada bayi berusia 6-24 bulan.
Vitamin C penting sebagai pembentuk kolagen, protein yang berfungsi sebagai "semen" perekat antar-jaringan tubuh. Kolagen ini dibentuk dari prokolagen, yang mengandung asam amino hidroksiprolin dan hidroksilisin. Dua asam amino itu diubah dari prolin dan lisin, setelah sebelumnya prokolagen dibentuk.
Proses perubahan prolin dan lisin dalam prokolagen ini dilakukan oleh enzim prolil hidroksilase, yang membutuhkan keberadaan ion besi ferro. Padahal, bahan tidak stabil dan mudah dioksidasi. Maka tugas vitamin C adalah menjaga agar ion besi ferro tidak teroksidasi.
Kekurangan vitamin C mengakibatkan proses hidroksilasi dalam prokolagen berkurang. Sehingga serat kolagen yang terbentuk menjadi lebih rapuh. Akibatnya, jaringan lunak seperti dalam rongga mulut, jaringan penghubung antara daging dan gigi, daging dan tulang, mudah robek sehingga timbullah sariawan.
Dinding pembuluh-pembuluh darah kapiler di dalam jaringan juga putus, sehingga terjadi perdarahan, misalnya pada gusi. Gusi berdarah, dan jaringannya lemah serta melunak. Dentin, yang terletak di bawah lapisan email gigi dan menjadi bagian dari akar gigi, pecah. Alat pengunyah itu menjadi goyah dan proses penghancuran makanan menjadi sulit. Sambungan tulang pun nyeri. Sehingga kekurangan vitamin C pada bayi bisa mengakibatkan terganggunya pembentukan jaringan tulang.
Perdarahan dalam kulit akan menimbulkan efek yang lebih parah, misalnya munculnya flek hitam-biru yang tampak pada kulit, berupa munculnya bintik-bintik merah di sekeliling tempat tumbuhnya rambut, misalnya tangan, pantat, lengan, dan punggung.
Sel-sel penumbuh rambut tidak menerima zat-zat gizi dari darah, sehingga rambut tumbuh kasar dan kaku. Jika perdarahan terjadi pada jaringan jantung atau otak, penderita sariawan bisa meninggal mendadak. Ini bisa terjadi jika seseorang kekurangan vitamin C selama 5 bulan! Jadi tidak perlu berlebihan dalam mengkonsumsi vitamin C, alih-alih mau sehat malah sakit. (T-1)

Sumber : Suara Karya Online
PDGI Online

0 comments:

Post a Comment